Selamat malam kamu yang disana. Kamu yang sudah
tak kusebut sebagai Pangerannya Belle lagi dalam tulisan karena perasaan ku
sudah habis. Hadirnya perasaan ini suatu kesalahan. Aku tak ingin lagi selalu
menjaga sikap agar tetap terlihat manis di hadapanmu. Aku tak ingin lagi memuji
mu , memimpikan mu dalam diam dan itu tak dapat merubah apapun. Meski doa untuk
keselamatanmu masih akan terus aku ucapkan pada Allah S.W.T
Hai
kamu , yang cukup aku sapa dengan kata “kamu”. Aku ingin menjadi diriku
sendiri. Tidak lagi selalu tampil sempurna di depan mu yang mungkin menurutmu
“silahkan saja. Kamu aja yang kegeeran ngartiin sikap aku” iya , bahkan selama
ini aku menunggu yang tak pernah datang untuk memilihku sebagai tujuan. Selama
ini aku mengharap seseorang yang bahkan tak pernah memberikan harapan. Uppps
coba aku ulangi ‘tak pernah memberi harapan’. Apa iya ? lalu yang dulu-dulu apa
namanya? Yaudahlah gausah di bahas juga ya , yang udah lalu biarin jadi cerita
aja.
Setiap
detik terus berjalan hingga tiap jam pun berubah. Dalam zona waktu ada kalanya
seekor ulat berubah menjadi kupu-kupu. Seiring pertambahan tahun anak-anak
kecil kini sudah bermetamorfosa menjadi manusia dewasa. Apa itu juga yang
mungkin kita rasakan. Perubahan. Yang asalnya hanya memiliki perasaan sangat
biasa saja karena belum saling mengenal. Berubah menjadi biasa saja saat mulai
kenal. Dan terus berubah menjadi senang saat kita lebih sering menghabiskan
banyak topik obrolan. Hingga aku jatuh cinta saat kamu memperlakukan yang aku
anggap istimewa. Dan sampai saat ini perasaanku tetap berubah menjadi datar
setelah kamu campakkan. Bagaimana denganmu? Mungkin tidak pernah terjadi
perubahan apapun ya. Mungkin perasaan mu tetap sama dari awal kita kenal hingga
kamu menjauhi ku.
Mungkin
aku yang terlalu bodoh. Tidak bisa membedakan mana trik mana benci. Iya cinta
dan benci emang dekat. Maaf kalo aku udah salah merespon sikap mu saat dulu.
Tapi saat ini aku hanya ingin kamu tau , aku merindukanmu. Rindu seorang
perempuan remaja pada kawannya. Iya , aku rindu masa kita ngobrol panjang lebar
tanpa salting. Aku bisa tertawa dan bersikap segila mungkin tanpa pernah
memikirkan penilaianmu , masa saat aku dan kamu masih menjadi diri sendiri.
Tidak meminta untuk di perhatikan. Aku ingin kita kembali dalam zona
pertemanan. Bisa ?
Ku
mohon bisa. Karena masa itu terasa indah dan menyenangkan. Aku berjanji takkan
pernah lagi membahas tentang ini lagi. Oh iya , mungkin ini kali terakhir aku
menulis untukmu. Tapi bisa jadi tidak. Bisa jadi aku menulis lagi karna mu ,
mungkin untuk menceritakan petualangan-petualangan besar kita nanti ? mungkin
saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar